Jumat, 11 Mei 2012

Apakah Selingkuh Itu Indah ?

dapet dr milis tetangga, menyedihkan & miris bacanya:

Kalo ada yang bilang selingkuh itu indah, coba deh baca pengalaman gue berikut ini
Gue dah 8 tahun married, anak 2.
Sebelumnya belum pernah ada goncangan sehebat ini dalam rumah tangga gw.
Kira2 2 bulan lalu, suami gw selingkuh. Hanya dalam tempo beberapa hari aja, semuanya terbongkar. Tuhan itu ajaib dan luar biasa. Dia ga pernah biarkan sesuatu yang busuk disimpan lama2. Gw merasakan sendiri dalam 2 bulan ini. Suami gw yang bukan tipe pembohong sebelumnya, tiba2 jadi seperti gw ga kenal lagi. Semua kebohongan2 diluncurkan dari mulutnya. Dan semua itu terbongkar.
Can you imagine, apa yang dah kita dapat dari perselingkuhan ini:
1. Penyakit kelamin
Yes, suami gw positif terinfeksi GO, Herpes dan Chlamidya. GO nya cukup parah. Dan good newsnya lagi, GUE JUGA KETULARAN… .. !!!1
Padahal selingkuhannya suami gw itu cewek baru umur 20 tahun, cantik dan ga secara profesional kerja jadi PSK. Pengakuan suami gw, dia kenalan di mal waktu suami gw lagi survey di mal tersebut. Kelihatan seperti ABG2 yang wajar, lagi hang out ama teman2 abgnya.
2. Teror
Setelah suami gw, akhirnya, bisa melepaskan diri dari perempuan itu, teror melanda kita sampai gw dan suami gw terpaksa berganti nomor HP. Puncaknya, perempuan itu menelpon ke rumah, waktu kebetulan anak perempuan gw yang berusia 6 tahun mengangkat telpon, dan dengan sadisnya perempuan itu berbicara kotor pada anak perempuan gw, mengatai2 dan mengintimidasi anak gw dengan sebutan : ‘ANAK PEREK’ “ANAK HARAM”, “LO BUKAN ANAK BAPAK LO, GUE INI LAH PACAR BAPAK LO” “SELAMANYA BAPAK LO TUH GA PUNYA ANAK”
3. Kerugian material
Suami gw mengakui sedalam2nya perselingkuhannya, sampai semua hotel yang dia masuki, semua dia ceritakan sama gw. Meskipun menurut pengakuan suami gw, dia ga pernah kasih uang ke perempuan tsb, tapi semua catatan pengambilan uang, kartu kredit, suami gw buka sama gw. Dan…. WOW !!!
Ternyata lumayan banyak uang yang dikeluarkan untuk affair selama 1 bulanan itu. Belum lagi ditambah biaya pengobatan penyakit yang sekarang kita derita ini.
4. Kehancuran hati anak2
Awalnya gw menyembunyikan semua ini dari anak2 gw, tapi dengan adanya teror2, anak2 gw jadi tau. Putra sulung gw, yang tadinya kalem, penurut dan ga pernah macam2, tiba2 jadi doyan berantem di sekolah. Gw sudah 3 kali dipanggil ke sekolah selama kasus perselingkuhan suami gw ini terjadi. Anak perempuan gw yang lagi main game di hp gw, mendadak MMS teror masuk, berupa foto mesra suami gw dan selingkuhannya terbuka di depan mata anak gw. Sampai sekarang anak perempuan gw itu belum mau bicara ama bapaknya meskipun sudah gw bujuk.
5. Hilangnya kepercayaan istri
Gw ga pernah nganggap diri gw sempurna, dan memang siapapun juga ga ada yang sempurna, kan ? Bicara mengenai alasan kenapa suami bisa berselingkuh, semua orang bisa mencarinya. Semua orang dengan mudah mendapat alasan kenapa dia berselingkuh. Apa para suami tidak berpikir bahwa istri pun punya alasan untuk berselingkuh ? Bicara soal jenuh dan kebosanan, tidak terpikirkah bahwa istri juga mengalami kejenuhan yang sama..? Rutinitas, melihat suami yang ga peduli dengan urusan rumah tangga dan membebani sepenuhnya di istri. Bahkan nama guru anak sendiri juga ga tau. Sementara gw, yang tadinya wanita karir, give up karir setelah lahir anak ke 2, di rumah membantu pekerjaan suami, buatin dia laporan, presentasi, terjemahan, dll. Selain itu, meskipun tinggal di rumah, gw juga berusaha cari uang tambahan. Gw terima jasa sekretaris pribadi, terjemahan, jual beli barang lwt internet, dan lain2.
Suami bisa berlibur dengan santai di hari Sabtu dan Minggu, sementara menjadi istri dan ibu, tidak pernah ada kata libur. Mulai dari mata terbuka sampai terpejam lagi, begitu banyak hal yang mesti dikerjakan. Apakah semua itu juga tidak membosankan?
Talking about, pengen merasakan getaran2, sensasi, seperti orang pacaran? Hmm… Do you think istri juga ga merindukan hal2 tersebut? Sama saja…
Gw berpikir untuk mengajukan perceraian, meskipun suami gw memohon, menyembah, menangis di kaki gw dan sebagainya.. . Karena bagi gw, sulit untuk bisa percaya lagi sama suami gw. Cuma gw masih cb berpikir ulang. Suami gw ajak gw konselling seminggu sekali dan sampai sekarang masih kita jalani. Ini sudah berlangsung kira2 sebulan. Cuma memang, jujur, gw masih belum mampu melupakan. Cuma untuk mutusin bercerai, gw juga berat dan kasian dengan anak2 gw. Gw lahir dari orang tua yang bercerai, karenanya gw tau gimana rasanya anak2 melihat orang tuanya berpisah dan hidup dengan background seperti itu ga mudah.
Dilema buat gue… ya?
hayo,siapa yg msh mau selingkuh???….


Kamis, 03 Mei 2012

Luka yang tak sembuh



Wahai Sang Holik, inilah HambaMu...
Inilah HambaMU yang sedang membutuhkan kesembuhan...
Mungkin Engkau saat ini mendengar keluh kesahku ini, mungkin saat ini Kau mengerti keadaanku ini..
Hanya Kamu lah yang Maha Mengetahui segala yang ada di duniaMu ini termasuk para Hamba-hambaMu ini khusunya HambaMu ini yang sedang kesakitan...
Tuhan, Diam bagi HambaMu ini bukan berarti luka HambaMu ini sembuh...
Tuhan, Diam bagi HambaMu ini bukan berarti HambaMu ini baik-baik saja...
Tuhan, Diam HambaMu disini adalah menantikan pertolonganMu...
Tuhan, Diam HambaMu disini adalah menantikan Engkau mengirim UtusanMu...
Disinilah HambaMu menanti kesembuhan itu...
Disinilah HambaMu bersabar dan berharap uluran tangan dari UtusanMu...




Wahai langit dan Bumi, tidak maukah engkau menggiring Utusan Tuhan kehadapanku ?
Ya Tuhan, jangan biarkan langit dan bumi yang bisu di hadapan HambaMu ini bisu juga di Hadapan Sang Maha Penciptanya....
Tuhan, Lukaku Belum Sembuh dan Masih terasa sakit...


Sedikit Puisi dari saya, mudah-mudahan dapat membuka mata kita terhadap lingkungan yang ada disekitar kita tentang masih adanya orang-orang yang sedang membutuhkan pertolongan kita. Saya berkeinganan untuk para pembaca situs ini mengerti betul akan hal-hal di dunia ini, tentang pertolongan terhadap orang yang membutuhkan merupakan sesuatu yang tidak dapat dinilai harganya, tentu saja pertolongan yang telah kita berikan memiliki nilai dan derajat yang tinggi yang tidak bisa diukur oleh materi ataupun yang lainnya.
Disini saya akan memaparkan sebuah artikel dengan judul “Luka yang tak Kunjung Sembuh”, artikel ini saya tulis sendiri dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap lingkungan yang telah saya amati. Mudah-mudahan artikel yang saya tulis ini bisa membuat para pembaca yang budiman ini bisa merasakan manfaat dari arti sebuah ketulusan dalam memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan.
“Luka yang tak Kunjung Sembuh”
Hari demi hari yang telah dilalui sangat tidak terasa. Waktu pun berjalan sangat cepat. Tidak pernah terasa, malam datang dan pergi bergantian dengan siang yang mewarnai pagi. Namun entah mengapa ? Siang hari yang datang tidak pernah bisa aku lewatkan dengan indahnya. Pada saat siang, justru membuatku ingin cepat-cepat malam. Maunya diriku ini entah apa ? Saat setiap orang menanti-nantikan datang pagi diriku malah ingin cepat digantikan malam. Oh, inikah diriku ? Alasannya mungkin sangat tidak masuk akal, tapi bagi diriku ini adalah suatu hal yang wajar.
Siang pun selalu aku lewati dengan segala keluh kesah. Pedih, perih, sakit pun dimana-mana aku rasakan. Sekujur tubuhku sepertinya sudah dipenuhi segala luka-luka yang ada, luka lamapun belum sembuh, tapi makin hari makin bertambah luka baru di sekujur tubuhku. Ohhh, inikah nasibku ? Segalanya aku lewati dengan penuh rasa sakit dan sakit. Perih dan pedih sekali diriku ini, Jiwakupun mulai jenuh menahan rasa sakit yang tidak jarang membuat tubuhku ini berguling di tanah. Senin, Selasa dan Rabu adalah hari yang selalu aku ingat dalam pikiranku, alasannya karena di tiga hari itu, aku pernah merasakan mati rasa di sekujur tubuhku. Bukan hanya itu, yang bisa aku ingat kembali adalah April. April adalah bulan dimana aku merasakan 30 hari penuh tertidur tapi tidak mati. Memori itu yang selalu aku ingat di siang hari, rasa sakit itu yang selalu aku rasakan di setiap pagi. Oh andai saja luka-luka ini sembuh dalam waktu sehari. Namun, itu sungguh tidak wajar secara logika, karena sakitku tidak pernah ada yang tau, lukaku tidak pernah ada yang tau, kenapanya diriku tak pernah ada seorang pun bertanya. Lalu, kenapa aku ini tanya diriku ?
Siang aku rasakan bagai ruang tanpa kapasitas yang tersedia untukku. Aku sepertinya tidak pernah memiliki ruang di siang hari. Aku ditendang, sedangkan aku sedang terluka, aku di dorong hingga terjatuh ke tanah sedangkan baru saja mendapatkan luka baru, aku dihina padahal jiwaku sudah tidak mau menerima keluh kesah tubuh ini akan cacian dan makian yang membuat luka baru dan membuat luka lama semakin parah. Meraka pikir aku terima akan hal itu ? Saya jawab, TIDAK. Lukaku tak pernah kunjung sembuh, karena mereka yang tidak pernah melihat ke bawah yang membuat lukaku tak pernah sembuh. Siapakah aku bagi diri mereka ? Kalau ada ruang bagi diriku, aku ingin berkata pada mereka.
“Aku bukan orang yang ingin selalu terluka, aku ingin sembuhkan luka, tolonglah aku, karena aku adalah dirimu juga, karena aku bagian dari kehidupanmu juga”
Rasanya siang hariku akan aku lalui begitu panjang, padahal aku benci siang hari. Melihat keinginanku yang ingin bertemu mereka yang di atas sana akan memperpanjang hari-hari di siang hariku yang sungguh aku benci. Sudahlah, siang hariku pasti berlalu, dan aku sudah tidak ingin lagi menambah luka goresan di sekujur tubuhku yang telah penuh dengan luka. Baiknya, aku DIAM.
Wahai mentari, engkau telah pindah menyinari belahan bumi lainnya dan kini kau biarkan aku dipayungi rembulan. Oh, inilah malaku telah datang. Inilah yang aku rindukan. Malam hari, waktunyaku untuk membasuh luka, waktunyaku untuk mengelus dada. Kriik kriik jangkrik di sekitarku menambah suasana kesakitan jiwa ragaku. Semakin kencang suara jangkrik, semakin ingat waktu aku ditendang, semakin samar suara jangkrik semakin membawaku pada aroma tanah yang aku cium saat itu juga dan aku rasakan sama saat aku tersungkur setelah ku ditendang. Sakit, pedih dan perih. Aku rasakan kembali saat aku mengingatnya di malam hari ini. Rasanya pun sama, sakitnya pun sama, perih dan pedihnya pun sama. Namun, setidaknya di malam hari ini lukaku tidak bertambah. Yaa mungkin inilah malam hari yang aku rindukan, karena di malam hari aku tidak pernah menerima luka baru dari mereka.
Malam semakin larut, tengah malam selalu aku terbangun, berselimutkan angin malam dan bertikarkan lantai yang berdebu serta dengan penerangan cahaya kunang-kunang dan bintang-bintang aku membuka mata, walau tubuhku DIAM. Hatiku yang jenuh ini selalu membukakan mataku. Hatiku ini menyuruh diriku untuk berpikir. Namun saat berpikir, dua bayang-bayang melintas di hadapanku. Entah apa ? Semakin kuat aku berpikir, semakin jelas yang terlihat. Apa yang ada di hadapanku ? Aku tidak pernah tau itu. Namun, saat sejenak aku menutup mata dan kembali membuka mata, aku telah tersungkur ke tanah yang becek, tersungkur dan mencium tumpukan sisa sayuran yang busuk. Terbangun dan melihat baik-baik lagi pada bayangan tadi, ternyata mereka adalah yang berada di atas. Mereka adalah yang punya kios, dan mungkin marah kepada saya karena telah tertidur di samping kiosnya. Yah, beginilah hidup di malam hariku. Selalu saja bersahabat dengan tanah. Sedikit-sedikit mencium tanah, sedikit-sedikit tersungkur ke tanah. Tapi, yaaaa saya DIAM saja, karena yang aku tau, manusia akan kembali ke tanah.
Sepertinya aku harus berpindah tempat, dan disaat langkahk kakiku, aku mendengar gemericik air. Tak ambil waktu, dengan sendirinya aku mendekat. Lalu aku basuh muka ini, aku bersihkan badan ini. Setelah aku rasa cukup membersihkan diri, aku lanjutkan perjalanan ku. Sepertinya malam itu masih dini hari, tapi aku tidak pernah berhenti melangkahkan kaki. Terus berjalan, walau harus masuk hutan. Terus aku pacu diriku walau aku tak pernah tau arah. Hanya dorongan kepedihan dan kesakitan jiwa ini yang membuatku harus terus langkahkan kaki demi mendapatkan posisiku, demi menghindari mereka yang telah memberiku luka. Ya, sampailah aku disebuah desa yang tak pernah aku ketahui sebelumnya.
BERSAMBUNG~~~